top of page
Search
  • Writer's picturekudogenta2

Yang Mereka Katakan Tentang Perempuan dalam Anime: Merusak Realitas


Di 2021 saya rasa anime bukan lagi hobi yang harus disembunyikan. Ia sudah diterima secara masif dimana-mana. Di Indonesia bahkan di US kini hari. Dari berbagai kanal pop culture, anime sudah semakin dinormalisasi. Diskusinya sudah hadir dimana-mana. Referensinya sudah makin luas dan berkembang.


Sebagai perempuan yang menyukai anime dalam 15 tahun terakhir, saya merasakan kian hari semakin banyak orang yang bisa saya ajak ngobrol. Pada saat yang sama saya juga melihat bagaimana industri anime masih “melihat” perempuan dengan sangat tidak realistis. Dari mulai bagaimana anime menampilan tubuh perempuan, sampai dengan bagaimana mereka menceritakannya.


Saya paham betul bahwa beberapa anime menampilkan “dada yang sangat besar” adalah usaha mereka untuk mendapat pasar laki-laki. Secara relatif gaya seperti demikian memang berhasil sebagai sebuah fan service. Membuat beberapa judul anime sangat populer. Karakter dengan pakaian dalam, “telanjang” dan lawakan-lawakan seksual masih menjadi salah satu formula di beberapa anime.


Ambil salah satu contoh anime, yang secara ironi adalah anime favorit saya, One Piece. Telah hampir menjual 500 juta kopi di seluruh dunia. Pembuatnya, Eiichiro Oda, dalam sebuah wawancara pernah ditanya mengenai bagaimana caranya menggambar perempuan. Jawabannya cukup mencengangkan. Ia mengatakan membuat karakter perempuan dengan cara “3 Lingkaran dan 1 X”. Saya mentranslasikan, lingkar pinggang yang kecil dan dada yang besar.


Letak permasalahannya tidak hanya ada di bagaimana anak-anak juga adalah konsumen produk-produk anime seperti ini. Tapi, ini membuat baik laki-laki & perempuan membuat standar yang begitu tinggi bagi bagaimana seharusnya perempuan terlihat. Membuat perempuan menjadi “korban” dimana seharusnya kita semua bisa menerima diri sebagaimana adanya.


Saya rasa opsinya hanya ada dua. Dimana salah satu opsi agak sulit dikontrol. Solusi pertama tentu terus menggaungkan bahwa anime harus dikonsumsi dengan syarat. Dengan pengetahuan bahwa “itu tidak nyata”. Sehingga semua orang dapat menerima anime sebagai hiburan semata. Lebih dapat dilakukan ketimbang solusi yang kedua. Membuat industri anime berhenti melakukan hal demikian.


Kalau kalian menyukai game bertemakan anime yang menggambarkan perempuan dengan pas -menurut saya tentu- kalian bisa cek Memories Interactive sebuah game visual novel dengan style anime. Kalian bisa download disini untuk iOS dan disini Untuk Anroid


11 views0 comments

Recent Posts

See All
Post: Blog2_Post
bottom of page